Magetan, 26 September 2025 – Dalam upaya mendorong inovasi pertanian dan penguatan ekonomi desa, Pemerintah Desa Klagen, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan melakukan kunjungan studi referensi ke Greenhouse Melon Hidroponik milik BUMDesa Karya Maju Desa Jambangan, Kecamatan Kawedanan, Magetan.
Rombongan yang terdiri dari Kepala Desa Klagen, perwakilan BPD, perangkat desa, pengurus BUMDes tersebut disambut langsung oleh pengelola Greenhouse “Jatera Agro” serta tim BUMDes Karya Maju.
Tujuan Kunjungan
Kunjungan ini bertujuan untuk:
Mempelajari model budidaya melon hidroponik di dalam greenhouse sebagai potensi usaha baru bagi BUMDes Klagen.
Menyerap pengalaman pengelolaan, mulai dari perencanaan, pembangunan infrastruktur, teknik budidaya, hingga pemasaran hasil panen.
Mengidentifikasi peluang pengembangan agrowisata dan produk unggulan desa berbasis pertanian modern.
Gambaran Greenhouse Jatera Agro
Greenhouse melon hidroponik milik BUMDesa Jambangan ini dibangun pada tahun 2024 dengan dukungan Dana Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Beberapa fakta menarik dari greenhouse ini antara lain:
Luas: 9,5 × 40 meter
Komoditas: Melon varietas jenis premium
Sistem: Hidroponik NFT
Hasil panen: Rata-rata 1,3 kg s/d 2 kg per buah.
Pemasaran: Sistem pre-order dan penjualan langsung ke konsumen dan juga sebagai wisata petik buah.
Menurut pengelola BUMDes Karya Maju, keberhasilan budidaya ini tak lepas dari pemeliharaan harian yang intensif, kontrol nutrisi, serta konsistensi manajemen tim.
Antusiasme Rombongan dari Desa Klagen.
Kepala Desa Klagen menyampaikan apresiasinya atas sambutan dan keterbukaan informasi dari pihak BUMDes Jambangan. Ia mengungkapkan bahwa:
“Kami sangat tertarik mengadopsi model serupa di Desa Klagen. Kami melihat ini bukan hanya soal budidaya melon, tapi tentang membangun sistem ekonomi desa yang berkelanjutan dan berbasis inovasi.”
Sementara itu, Ketua BUMDes Klagen menambahkan bahwa kunjungan ini memberikan gambaran nyata bagaimana pengelolaan greenhouse hidroponik bisa menjadi unit usaha produktif, terutama jika didukung oleh pelatihan teknis dan kemitraan pemasaran.
Diskusi & Sharing Pengalaman.
Dalam sesi diskusi, beberapa poin yang menjadi perhatian utama rombongan Desa Klagen antara lain:
Manajemen air dan nutrisi dalam sistem hidroponik NFT.
Strategi pemasaran melon hasil panen
Sumber pendanaan awal pembangunan greenhouse
Pelibatan masyarakat dan pemuda desa dalam operasional harian
Potensi pengembangan agrowisata petik melon
Pengelola BUMDes Jambangan menjelaskan bahwa proses awal membutuhkan komitmen kuat dari desa, pengelola, dan stakeholder, terutama karena sistem hidroponik berbeda dengan pertanian konvensional.
Tindak Lanjut dari Kunjungan
Sebagai tindak lanjut dari kunjungan ini, Desa Klagen merencanakan:
Studi kelayakan lokal untuk melihat potensi lokasi dan sumber daya yang tersedia
Menyusun RAB pengembangan greenhouse melon hidroponik yang bersumber dari anggaran Ketahanan Pangan APBDes
Pelatihan teknis awal untuk calon pengelola.
Menyusun roadmap jangka menengah untuk menjadikan melon hidroponik sebagai komoditas unggulan desa
Kesimpulan
Kunjungan studi referensi ini menjadi langkah awal yang penting bagi Desa Klagen dalam mengeksplorasi model usaha pertanian modern berbasis teknologi. Dengan meniru praktik baik dari BUMDesa Jambangan, diharapkan Desa Klagen dapat mengembangkan unit usaha yang produktif, mandiri, dan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
“Melihat langsung hasilnya membuat kami lebih yakin untuk memulai dari kecil, namun dengan perencanaan matang. Harapannya melon hidroponik ini bisa jadi ciri khas baru Desa Klagen ke depan.”
— Ibu Kepala Desa Klagen